KARYA TULIS ILMIAH SEDERHANA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
JUDUL :
“Pengaruh Televisi Bagi Perkembangan Global”
Disusun
Oleh : Fathya Nurmawadah
Kelas : XII IPA 4
Jl. kayu manis, CIRIMEKAR no. 30 cibinong kabupaten
BOGOR
Kota Bogor 16917
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam Karya tulis ilmiah ini akan membahas
mengenai ‘Pengaruh Media Televisi Bagi Perkembangan Gobal’
Karya
tulis ilmiah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya
ilmiah sederhana ini.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada isi didalahm karya
ilmiah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga Karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Depok,
23 februari 2014
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
·
1.1 Latar
belakang
·
1.2 Tujuan
·
1.3
Identifikasi masalah
·
1.4 Rumusan
masalah
BAB II (KAJIAN TEORI)
·
2.1 Teori
dasar
ü 2.1.1 TELEVISI
ü 2.1.2 Tujuan dan fungsi televisi
ü 2.1.3 Manfaat dan kerugian televisi
BAB III ( METODE PENELITIAN)
BAB IV (HASIL DAN PEMBAHASAN)
·
4.1 Hasil dan
pembahasan
·
4.2
Pembahasan
ü 4.2.1 Pengaruh Terhadap Perkembangan Anak
ü 4.2.2 Pengaruh Terhadap Kesehatan
ü 4.2.3 Pengaruh Terhadap Kecerdasan
ü 4.2.4 Upaya yang harus dilakukan untuk
meminimalisasi dampak negatif Televisi terhadap psikologi anak.
BAB V (PENUTUP)
·
5.1 Kesimpulan
·
5.2 Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia
yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh
aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan
permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah
istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer
sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai
istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh
dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia
secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai
dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut
mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai
pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas
dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara
lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola
konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain. Konsep akan globalisasi
menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan
peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi
global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia
dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran
dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.
Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian
orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan
dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya
menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi
gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti
yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi
global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai
arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi
global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses
dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu
dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di
belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan globalisasi
pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini
kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan
teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat
mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan
terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling
mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan
gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga
berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya
berpakaian, gaya rambut dan sebagainya
Televisi itu baik dalam sisi mata uang, bisa memiliki manfaat
namun juga mudarat. Di satu sisi menjadi sumber ilmu pengetahuan, namun di sisi
lainnya berpotensi memberikan kerugian bagi perkembangan anak.
dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa tayangan televisi untuk
anak lebih banyak membahayakan ketimbang menguntungkan. Dengan mencoba
alternatif lain yakni dengan menyediakan sejumlah tontonan anak yang dikemas dalam format DVD, dengan harapan dia tidak hanya
melihat sekadar tontonan tapi juga disertai tuntunan.
ternyata tidak
sepenuhnya benar. Meskipun tayangan dari stasiun televisi telah disubstitusi
dengan tontonan DVD, namun yang namanya tontonan sekecil apapun tetap
memiliki dampak bagi perkembangan anak. Yang paling menonjol adalah pada
konsentrasi anak. Di awal masa sekolah si sulung sempat kesulitan konsentrasi.
Dia tidak tahan berlama-lama untuk mengerjakan sesuatu, mudah bosan.
Selidik punya
selidik salah satu penyebabnya adalah karena tontonan. Perpindahan adegan dalam
sebuah tontonan memang sangat cepat, konon setiap 7 detik, akibatnya
konsentrasi penonton pun ikut terbawa cepat untuk mengikuti perpindahan cerita
tersebut.
Waktu menonton
pun memiliki pengaruh yang besar. Jika anak menonton sebelum berangkat sekolah,
meskipun hanya sebentar tetap saja akan berpengaruh pada konsentrasi. Di satu
sisi sejak pagi dia sudah sudah diajak bergerak cepat lewat perpindahan adegan
di televisi, sedangkan di sekolah sang anak harus memulai belajar dengan ritme
yang lambat.
***
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya karya tulis ilmiah sederhana
ini:
o
untuk melihat
pengaruh yang ada pada perkembangan global, terutama bagi anak-anak Terhadap
tontonan yang ada di televisi tersebut,
o
Mengetahui
Dampak yang terjadi bagi media tersebut , misal dampak Positif dan Dampak
Negatif yang Mempengaruhi.
o
Melihat
Apakah Lebih Besar dampak Positi yang mempengaruhi Ataukah Dampak Negatifnya
o
Memberi
solusi/saran dari Pengaruh yang ditimbulkan dari media televisi ini.
1.3 Identifikasi
Masalah
Dalam perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam
bidang Pendidikan : Pengaruh Media televisi pada anak, sehingga membuat
sebagian anak yang menonton televisi menjadi malas dalam belajar
1.4 Rumusan
Masalah
Adanya Globalisasi menimbulkan berbagai masalah didalam
berbagai bidang, salah satunya terdapat masalah di bidang pendidikan , sosial
dan moral. Misalnya, membuat anak-anak yang mengkonsumsi tayangan televisi
lebih tertarik meonton dan akhirnya kewajibannya sebagai seorang pelajar
terganggu akibat acara acara televisi yang kurang bermanfaat bagi perkembangan
anak tersebut.
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 TEORI DASAR
2.1.1 TELEVISI
Televisi berasal dari kata tele dan
visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah
penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio.
(Kamus Internasional Populer: 1961) Sedangkan menurut KBBI (2001:919) televisi
adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak yang disertai dengan
bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang
mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan
mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang
dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan, berita, dan sebagainya.
Televisi sama halnya dengan media massa
lainnya yang mudah kita jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti
media massa surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung
yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para
penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa
pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
Yang dimaksud dengan televisi adalah
sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara
melalui kabel.Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara
ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang
dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi dimanfaatkan untuk keperluan
pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan
dapat dihubungkan melalui satelit. Apa yang kita saksikan pada layar televisi,
semuanya merupakan unsur gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang
melengkapinya yaitu unsur gambar dan unsur suara. Rekaman suara dengan gambar
yang dilakukan di stasiun televisi berubah menjadi getaran-getaran listrik,
getaran-getaran listrik ini diberikan pada pemancar, pemancar mengubah getaran
getaran-getaran listrik tersebut menjadi gelombang elektromagnetik, gelombang
elektromagnetik ini ditangkap oleh satelit. Melalui satelit inilah gelombang
elektromagnetik dipancarkan sehingga masyarakat dapat menyaksikan siaran
televisi.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Televisi
a. Tujuan
Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997,
BAB II pasal 43, bahwa penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
sikap mental masyarakatIndonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, dan membangun masyarakat
adil dan makmur.
Jadi sangat jelas tujuan secara umum adanya televisi di
Indonesia sudah diatur dalam undang-undang penyiaran ini. Sedangkan tujuan
secara khususnya dimiliki oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Dari uraian
di atas penulis dapat mengklarifikasikan mengenai tujuan secara umum adanya
televisi atau penyiaran di Indonesia, adalah sebagai berikut:
b. Fungsi
Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik
yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah
informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Sesuai dengan undang-undang
penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 54 berbunyi ³Penyiaran mempunyai
fungsi sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan dan hiburan, yang
memperkuat ideology, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan
keamanan.´
Banyak acara yang disajikan oleh stasiun televisi di
antaranya, mengenai sajian kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga hal ini dapat
menarik minat penontonnya untuk lebih mencintai kebudayaan bangsa sendiri,
sebagai salah satu warisan bangsa yang perlu dilestarikan. Dari uraian di atas
mengenai fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat
kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi
sebagai berikut:
Sebenarnya televisi memiliki beberapa fungsi, yaitu :
Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan hiburan
yang sehat kepada pemirsanya, karena manusia adalah makhluk yang membutuhkan
hiburan.
Selain untuk menghibur, televisi juga berperan memberikan
pengetahuan kepada pemirsanya lewat tayangan yang ditampilkan.
Televisi dapat mengerutkan dunia dan menyebarkan berita
sangat cepat. Dengan adanya media televisi manusia memperoleh kesempatan untuk
memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di daerah lain.
Dengan menonton televisi akan menambahkan wawasan.
2.1.3 Manfaat dan Kerugian Televisi
a. Manfaat Televisi
Televisi memang tidak dapat difungsikan mempunyai manfaat
dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang bersifat
kognitif afektif maupun psikomotor (Mansur,1993:28)5. Namun tergantung pada
acara yang ditayangkan televisi
Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat
kognitif di antaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya. Manfaat yang
kedua adalah manfaat afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan
emosi.Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah
acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial,
kepedulian sesama manusia dan sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah
manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku
yang positif. Acara ini dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan
acara-acara yang lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan
norma-norma yang ada di Indonesia ataupun merusak akhlak pada anak.
Televisi menarik minat baik terhadap orang dewasa khususnya
pada anak-anak yang senang melihat televisi karena tayangan atau acara-acaranya
yang menarik dan cara penyajiannya yang menyenangkan.
b. Kerugian
Televisi
Kerugian yang dimunculkan televisi memang tidak sedikit,
baik yang disebabkan karena terapan kesannya, maupun kehadirannya sebagai media
fisik terutama bagi pengguna televisi tanpa dibarengi dengan sikap selektif
dalam memilih berbagai acara yang disajikan. Dalam konteks semacam ini maka
kita dapat melihat beberapa kerugian itu sebagai berikut:
1. Menyia-nyiakan waktu
2. Melalaikan tugas dan kewajiban
3. Menumbuhkan
sikap hidup konsumtif
4. Mengganggu
kesehatan
5. Alat
transportasi kejahatan dan kebejatan moral
6. Memutuskan
silaturahmi
7. Mempengaruhi dan menurunkan
prestasi belajar anak
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media
televisi terhadap psikologi anak dan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk
meminimalisasi adanya pengaru buruk tayangan
televisi tehadap psikologi anak. Serta untuk mengetahui dampak pengaruh
televisi terhadap psikologi anak.
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif. Deskriptif adalah salah satu metode penelitian dengan cara
observasi dan memberikan fakta secara actual dan kontektual. Data yang
diperoleh hanya berlaku bagi tempat waktu dan kondisi penelitian.
Pada penulisan karya tulis ini waktu
yang dibutuhkan oleh penulis adalah dari bulan Januari hingga bulan April 2010.
Lokasi penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagian anak remaja yang
ada disekitar SMA Negeri 4 Depok.
Dalam
karya ini penulis hanya berfokus pada pengaruh televisi terhadap psikologi
anak.
Objek dalam penelitian ini adalah anak-anak dibawah umur
17 tahun yang sering menghabiskan waktu untuk menonton televisi.
Instrumen
dalam penelitian ini adalah penulis dibantu dengan angket dan dari berbagai
sumber yang memuat tentang pengaruh tayangan televisi terhadap psikologi anak.
Prosedur pengumpulan data dalam karya
tulis ini dilakukan oleh penulis adalah :
3.8 Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Analisis data dalam karya tulis ini
dilakukan dengan cara menguji, menyesuaikan dan mengkategorikan data dengan
teori yang ada dalam telaah pustaka dengan data dari angket dan wawancara.
Dalam hal ini fase-fase perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak dikaitkan dengan media televisi. Setelah semua terkategori
dengan baik atau terkumpul dengan baik, maka ditarik suatu simpulan dan
dijadikan alternatif pemecahan masalah.
Dalam karya tulis ini data diolah dengan
cara menyajikan dan menganalisis data kemudian diambil kesimpulan. Dalam hal
ini, data dari internet yang berupa pengaruh televisi terhadap perkembangan
anak dipilih sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, data-data yang dapat
digunakan dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada, kemudian ditarik suatu
kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan
berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak
terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang
ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya
ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi
anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
aktivitas kesehariannya dan sudah menjadi agenda wajib bagi sebagian besar
anak.
Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari
infotainment, entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film
yang berbau kekerasan, televisi telah mampu membius para pemirsanya terutama
anak-anak untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas sedemikian
rupa. Tidak jarang sekarang ini banyak anak-anak lebih suka berlama-lama di
depan televisi daripada belajar, atau bahkan banyak anak yang hampir lupa akan
waktu makannya karena televisi. Ini merupakan suatu masalah yang terjadi di
lingkungan kita sekarang, dan perlu diperhatikan khusus bagi setiap orang tua
untuk selalu mengawasi aktivitas anaknya. Dari latar belakang itu kami
memasukkan rumusan masalah dalam penulisan hasil ini yaitu Apa dampak negatif
dari menonton televisi terhadap akhlak anak ? Apa sajakah perilaku anak yang
ditimbulkan dari kebiasaan menonton Televisi ? Bagaimana peran orang tua dalam
mengatasi dampak negatif menonton televisi terhadap anak ?
Dari rumusan masalah tersebut kami dapat menjawab rumusan
masalah pertama bahwa Kerugian yang dimunculkan televisi memang tidak sedikit,
baik yang disebabkan karena terapan kesannya, maupun kehadirannya sebagai media
fisik terutama bagi pengguna televisi tanpa dibarengi dengan sikap selektif
dalam memilih berbagai acara yang disajikan. Dalam konteks semacam ini maka
kita dapat melihat beberapa kerugian itu yaitu menyita waktu, melalaikan tugas
dan kewajiban, menumbuhkan sikap hidup konsumtif, menganggu kesehatan dan
berbagai hal yang merugikan kita. Selanjutnya rumusan, masalah kedua yaitu
mendorong anak menjadi konsumtif, mengurangi semangat belajar, Merenggangkan
hubungan antar anggota keluarga, Menonjolkan perilaku imitative dan berbagai
contoh yang bersifat negative. Dan rumusan masalah terakhir adalah mengatasi
dampak negative menonton televisi pada anak adalah
4.2 Pembahasan
Dari
masalah pengaruh televisi pada anak-anak ini kami membahas mengenai masih
banyaknya anak-anak yang gemar menonton televisi. Dari hal itu kami akan
membahas Pengaruh Televisi dan Tips Untuk Mengurangi Anak Menonton
Televisi. Kecemasan orangtua
terhadap dampak menonton televisi bagi anak-anak memang sangat beralasan,
mengingat bahwa banyak penelitian menunjukkan televisi memang memiliki banyak
pengaruh baik negatif maupun positif.
Yang
dikhawatirkan dari kalangan orang tua adalah anak-anak yang belum mampu
membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang pantas dan tidak pantas,
karena media televisi mempunyai daya tiru yang sangat kuat bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak.
Banyak
yang menyatakan bahwa televisi mampu mempengaruhi sikap, perilaku dan psikologi
anak-anak. Akan tetapi sebenarnya yang salah bukanlah televisinya tetapi dampak
tayangan yang ada dalam televisi. Dengan demikian, persoalan mendasar dari
kehadiran media televisi terletak pada pemanfaatannya.
4.2.1 Pengaruh
Terhadap Perkembangan Anak
Sebuah
penelitian regional yang melibatkan anak – anak Kanada , Australia , Amerika
dan Indonesia dalam hal menonton televisi mendapatkan hasil yang menarik ,
yaitu anak Indonesia adalah penonton tv terlama , disusul Amerika , Australia
dan yang paling rendah Kanada .
Hal ini
tak lepas dari perubahan gaya hidup masa kini yang dianut sebagain besar orang
tua di Indonesia: Sibuk bekerja, pengasuhan anak diserahkan kepada pengasuh
serta berbagai faktor lain yang mengiringi.
Menonton
televisi tampaknya membawa dampak negatif pada perkembangan anak dibanding
dampak positif. Dari televisi anak-anak dapat menyaksikan semua tayangan,
bahkan termasuk yang belum layak mereka tonton, mulai kekerasan dan kehidupan
seks .
4.2.2 Pengaruh
Terhadap Kesehatan
Kecenderungan menonton tv terlalu lama akan meningkatkan
angka obesitas pada anak-anak. Satu jam nonton tv misalnya, akan meningkatkan
obesitas sebesar 2%. Karena selama menonton TV, , anak lebih banyak ngemil dan
tak melakukan aktivitas olah tubuh.
Hal yang
sama berlaku bagi anak yang lebih suka bermain games atau komputer dibanding
anak yang bermain-main di luar bersama teman-teman. Saat nonton tv atau main
game, terjadi ketidakseimbangan energi yang masuk dan yang digunakan . Saat
anak nonton tv, kalori yang dibakar hanya sekitar 36 kkal/jam, padahal apa yang
dia konsumsi jauh melebihi kalori yang digunakan. Anak - anak perlu aktif untuk
bertumbuh.
Obesitas tak hanya berdampak buruk bagi
kesehatan karena mengundang berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes,
gangguan sendi, penyakit jantung koroner hingga stroke saat anak dewasa, namun
juga dapat mengganggu psikologis anak. Ingat, obesitas akan terbawa saat anak
dewasa jika tak ditangani secara baik. Mungkin ia akan merasa malu, rendah
diri, bahkan merasa tak berharga karena memiliki tubuh 'berbeda' dibanding
teman-teman di lingkungannya.
4.2.3 Pengaruh
Terhadap Kecerdasan
Menurut penelitian yang kami lakukan 6 dari 40 siswa
mengatan tidak memiliki nilai yang bagus di sekolah , dari data tersebut dia
menonton TV lebih dari 3 jam sehari .
Menurut
hasil penelitian Hancox RJ. Association of Television Viewing During Childhood
with Poor Educational Achievement.Arch Pediatr Adolesc Med 2005, bahwa menonton
tv saat masa anak dan remaja berdampak jangka panjang terhadap kegagalan
akademis umur 26 tahun.
Sedangkan
penelitian lain mengenai pengaruh tv terhadap IQ anak mendapati hasil bahwa
anak di bawah 3 tahun yang rajin menonton televisi setiap jamnya ternyata hasil
uji membaca turun, uji membaca komprehensif turun, juga memori. Yang positif
hanyalah kemampuan mengenal dengan membaca naik. Dari situ disimpulkan bahwa
menonton tv pada anak di bawah 3 tahun hanya membawa lebih banyak dampak buruk
dibanding efek baiknya.
4.2.4 Upaya yang
harus dilakukan untuk meminimalisasi dampak negatif Televisi terhadap psikologi
anak.
1.
Memperbaiki pola menonton TV pada orang tua
Sebelum kita koreksi dan perbaiki pola menonton TV pada
anak, sebaiknya kita koreksi dulu bagaimana pola kita menonton TV. Karena orang
tua adalah figur bagi anak-anak. Apa saja yang dilakukan oleh orang tua akan
begitu mudahnya dilakukan anak-anak pula. Kalau orang tua menonton TV kapan
saja dan melihat acara apapun tanpa kendali dan tanpa control, tentu anak akan
mengira bahwa TV memang suatu yang biasa ada dan sah saja dilihat dan dinikmati
kapan saja mereka suka. Kalau orang tua dating darimanapun yang disamperi
pertama TV, atau dalam rumah itu pagi, siang, sore, larut malam, dini hari TV
terus menerus hidup, maka anak-anak akan meniru pola orang tua menghadapi
televisi. Dan mereka akan menganggap TV sebagai suatu pelengkap yang harus ada,
dan akan terasa hambar apabila ia tidak ada. Sudah semestinya orang tua
berusaha terlebih dahulu untuk mengendalikan diri. Tonton TV seperlunya saja
dan lakukan diet menonton TV.
2. Buat
jadwal menonton TV
Buatkan anak-anak jadwal menonton TV. Misalnya Minggu jam
16.00 – 17.00 lihat kartun Dinosaurus,
Senin jam 14.00 – 15.00 liaht acara game anak dsb. Dengan begitu anak-anak akan
terlatih untuk disiplin serta akan banyak terkurangi waktu mereka di depan TV.
Pada awalnya mungkin mereka sangat sulit untuk menepati jadwal yang telah
ditentukan, tapi lama kelamaan anak akan terbiasa. Ajaklah anak untuk
mendiskusikan berbagai acara anak yang ada di televisi. Berilah penjelasan
kepada anak mengapa sebuah acara atau film kartun tidak boleh dilihat. Dan berilah
kesempatan anak untuk mengemukakan pendapatnya.
Apabila mereka mengajukan usul untuk melihat sebuah acara
anak tanyakan alasan mereka memilih acara tersebut. Kalau alas an mereka baik
dan tepat tentu sepatutnya kita beri ijin mereka untuk menyaksikan acara
tersebut.
3.
Dampingi anak melihat TV
Selama ini kebiasaan kita, kalau anak-anak asyik menonton
TV tentu kita bias melakukan banyak kegiatan lain, tanpa terganggu oleh mereka.
Tapi jika kita ingin anak-anak tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negative
yang ditimbulkan oleh TV, maka sebagai orang tua kita harus mendampingi anak
saat melihat TV. Dengan demikian kita akan tahu betul acara apa yang disaksikan
oleh anak-anak kita. Kalau ada hal-hal yang tidak baik kita langsung bisa
katakana pada mereka. Sehingga tidak terjadi sesuatu yang fatal karena kita
terlambat mengetahui bahwa apa yang dikonsumsi oleh anak-anak kita adalah
tontonan yang tidak sehat.
4.
Kegiatan pengganti
Saat kita sudah memutuskan untuk merubah pola menonton TV
pada keluarga, maka akan lebih baik lagi kalau ornag tua membuat berbagai macam
kegiatan pengganti yang disukai anak-anak. Banyak sekali kegiatan yang bisa
kita lakukan bersama anak-anak untuk mengurangi kegiatan mereka menonton TV.
Beberapa kegiatan di bawah ini mungkin bisa kita jadikan salah satu alternative
sebagai pengganti nonton TV.
a. Melakukan berbagai macam permainan.
Banyak sekali permainan yang bisa dilakukan anak-anak
seperti sepak bola, monopoli atau berbagai macam permainan tradisional seperti
jamuran, gatheng, engklek dsb. Supaya lebih asyik ajak anak-anak
tetangga/kerabat.
b. Membuat berbagai macam keterampilan tangan
Pilihlah ragam keterampilan yang mudah dilakukan anak-anak,
dan ajaklah mereka. Seperti membuat amplop, membuat tas/dompet dari kertas,
membuat kartu ucapan selamat
c. Melukis/menggambar
Ajaklah anak pergi ke kebun atau ke tempat terbuka, ajak
mereka melukis atau menggambar apapun yang mereka sukai dan mereka inginkan.
Apapun dan seperti apapun hasil gambar berilah penghargaan
d. Berkebun
Ajaklah anak-anak mengenal dan mencintai tanaman dengan berkebun.
Tanamlah biji-biji apapun atau segala macam tanaman hias pada tanah/pot-pot.
Dari hari ke hari tanaman itu akan tumbuh dan berkembang. Tanamkan pada anak
rasa syukur serta takjub akan ciptaan Allah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada dasarnya
televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang dipergunakan oleh pemilik
atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan
sebagainya. Tayangan Televisi memiliki dampak positiv dan negatif, tetapi
seiring dengan perkembangan zaman, televisi lebih sering digunakan sebagai
media hiburan, yang terkadang dapat merusak moral anak-anak, akibat dari
tayangan ditelevisi, dan karena kurangnya pengawasan dari kedua orang tua dalam
mengawasi anaknya menonton dan memilih tayangan mana yang dibolehkan ditonton
oleh anak tersebut, sehingga anak tersebut bisa leluasa menonton tayangan
televisi yang kurang mendidik dan yang dapat dijadikan contoh dikehidupan nyata
oleh anak tersebut,
Sehingga berpengaruh pada pola fikir dan
psikologi anak tersebut.
5.2 Saran
Sebagai kedua orang tua yang berperan mendidik anak-anaknya
dengan sebaik mungkin, kedua orang tua harus mengajarkan kepada anaknya hal-hal
yang bermanfaat, memberikan media hiburan yang memiliki nilai edukasi yang
bagus, dan memilih tayangan yang mendidik, dengan mendampingi dan memberi
arahan pada saat anak tersebut menonton televisi, mengingatkan bahwa tidak
semua tayangan ditelevisi tersebut berdasarkan kenyataan yang tidak patut untuk
ditiru, mengajak anak untuk melakukan kesibukan yang mendidik selain menonton
televisi.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar